Merawat dan memelihara hewan peliharaan di rumah bisa memberi energi positif untuk anggota keluarga. Tujuan dari memilih masing-masing jenis hewan yang diinginkan, selain untuk menjadi teman, tujuan menambah nilai ekonomis hingga fungsi lain seperti menjaga dan mengawasi lingkungan secara terbatas.
Dari sekian banyak hewan peliharaan populer yang di rawat manusia, anjing memiliki peranan lebih dibanding ras hewan lainnya. Misalnya, ras anjing kelompok kecil rata-rata dipilih karena sifatnya yang anggun, lucu dan menyenangkan.
Diluar dari ras anjing diatas, ras anjing jenis lain tak kalah banyak dipelihara manusia di lingkungan terbatas seperti jenis anjing penjaga hingga pemburu.
Jika Anda salah satu majikan atau pemilik anjing yang menurunkan gen pemburu hingga pengawas, selain latihan dan interaksi dengan anggota keluarga, anjing kelompok sedang hingga besar perlu mendapatkan sosialisasi mengenal lingkungan.
Resiko Memelihara Anjing Pengawas dan Pemburu tanpa Sosialisasi dengan Baik
Seringkali pemilik anjing jenis sedang hingga besar jarang memberi sosialisasi untuk hewan mereka dengan lingkungan.
Aktivitas anjing dengan insting pemburu dan pengawas meski rutin dilatih secara profesional dengan metode mandiri hingga dibantu tenaga ahli yang berpengalaman, mungkin dianggap aman oleh pemilik, apalagi sudah menerima proses interaksi yang baik bersama anggota keluarga.
Namun hal yang disayangkan adalah sosialisasi lingkungan sering terabaikan bagi anjing. Dampak yang bisa timbul kurangnya pengenalan tersebut sebaiknya mulai di antisipasi agar tak terjadi peristiwa yang tak diinginkan bersama.
Peristiwa penyerangan anjing terhadap manusia yang sudah ada dalam lingkungan hewan sempat menjadi berita media online. Bukan orang asing yang belum pernah datang ke wilayah kekuasaan anjing pemburu dan pengawas, beberapa insiden penyerangan hewan bisa dialami anak kecil hingga pembantu yang bertugas khusus.
Mengutip Pakar anjing pemburu dan pengawas, Priono Subardan yang lama menekuni dunia anjing kategori sedang hingga besar menjelaskan, insiden anjing menjadi agresif dan menyerang manusia, salah satu penyebab yang paling dasar adalah anjing tersebut kurang menerima sosialisasi lingkungan dengan benar.
Ia mengungkapkan, munculnya naluri yang menjadi insting anjing pemburu dan pengawas menjadi tak terkontrol, bisa juga akibat pelatihan dasar kepatuhan yang kurang, terlebih berlangsung dekat majikan telah memberi instruksi untuk "berhenti".
Sebagai pemilik ras anjing kategori pemburu dan pengawas, pengalaman Priono sepanjang merawat 17 anjing herder, 2 doberman dan 1 Rottweiler saat ini tak perlu diragukan lagi.
Menurutnya, jenis anjing "galak" yang menurunkan genetik murni dan mixdome saat pelihara, langkah sosialisasi lingkungan untuk anjing galak perlu dilakukan dalam mengenal ragam manusia.
Dirinya melanjutkan, tujuan sosialisasi lingkungan tempat tinggal anjing galak dimaksudkan hewan dapat mempelajari sekaligus mengenal berbagai aktivitas yang akan dilakukan orang lain. Sehingga tidak memicu alarm waspada secara alamiah jika tak wajar.
Insting alamiah anjing hampir mirip dengan kucing. Rata-rata kucing atau anjing memiliki kelebihan pada indera mereka, bahkan bisa ada indera keenam. Selain indera pendengaran, penciuman, penglihatan hingga kecepatan lari, beberapa ras anjing tertentu dapat mendeteksi kemungkinan energi negatif yang dianggap berniat jahat kepada majikan mereka atau anggota keluarga yang lain.
Diluar dari kelebihan mereka sebagai hewan penjaga dan pemburu, hal lainnya bisa memicu tingkat agresif hewan saat orang asing masuk kawasan yang dianggap wilayah mereka atau dicurigai akan mengambil obyek kesayangan anjing tersebut, seperti mainan, menganggu mereka makan dan sebagainya.
Alasan Anjing Penjaga dan Pemburu Perlu Latihan Kepatuhan
Salah satu cara mencegah anjing pemburu dan penjaga tidak agresif diluar kontrol majikan adalah memberikan mereka latihan sejak dini di usia yang tepat.
Rata-rata ras anjing kategori galak yang dipelihara mulai mendapat latihan kepatuhan sejak mereka umur kurang dari 1 tahun. Pelatihan kepatuhan secara kontinu dan terjadwal, baik dilakukan pemilik yang mengerti metode latihan atau dengan minta bantuan pelatihan profesional, anjing ras sedang hingga besar usia dewasa walau ada banyak orang datang pergi, cenderung diam tak menyalak maupun menyerang.
Kebiasaan alamiah hewan peliharaan anjing yang sudah menerima latihan kepatuhan dengan benar, umumnya hanya berlari untuk melihat sosok yang datang agar lebih mengenalnya. Oleh karena itu, anjing ras pemburu dan penjaga ketika dipelihara, disarankan telah mendapat latihan kepatuhan tingkat dasar.
Hewan peliharaan jenis anjing seperti ini, rata-rata sudah patuh mendengar perintah majikan atau anggota keluarga setelah mengatakan "jangan" atau simbol lain saat dilatih.
Hal yang berbeda pada ras anjing yang masuk kategori buas, sebaiknya konsultasikan langkah penanganan anjing buas tersebut dengan pelatih profesional untuk mendapat saran yang bisa dipertimbangkan pemilik hewan.
0 Comments