Header Ads Widget

}

Kisah Hachiko - Anjing Setia 10 Tahun Menunggu Prof Dr Ueno

Profil Hachiko

(Sumber dot.asahi.com)

Anjing Hachiko lahir di propinsi Akita (Prefektur) bulan November 1923, mulai dirawat Dr Ueno, Profesor Universitas Tokyo di usianya sekitar 3 bulan. Dengan nama lengkap Eisaburo Ueno (19 Januari 2972 - 21 Mei 1925) menjadi pelopor ilmu teknik sipil pertanian di Jepang yang mendalami teknologi rekayasa untuk pertanian di Jepang.

Berawal dari keinginan Dr Ueno yang ingin merawat anjing, murid yang tahu tentang hal tersebut berinisiatif mengirimkan ras Akita untuk beliau. Lingkungan anjing Hachiko yang mengalami gempa tahun 1924, identitas awal pemilik sebelumnya tidak diketahui. Hachiko lahir dari induk bernama Goma-go dan jenis jantan, Ōshinai-go.

Perjalanan Hachiko menggunakan sarana kereta api menempuh waktu 20 jam sampai ke Stasiun Ueno, Tokyo. Hachiko berusia 50 hari sejak kelahirannya.

Anjing Hachiko Menurut Dr Ueno

(Sumber saadi1191.blogspot.com)

Prof Dr Ueno dikenal pecinta anjing dan sangat sayang dengan Hachiko. Ras Akita yang masa itu lahir dengan kondisi kesehatan di bagian perut dan penyakit yang tidak disebutkan, selalu merawat Hachiko setiap hari.

Anjing Hachiko dalam kehidupan harian bersama Dr Ueno, dirawat dan diperlakukan seperti anggota keluarga. Ras Akita tersebut tidak pernah diikat selama hidupnya dan diberikan akses kebebasan selama di rumah.

Beberapa kebiasaan yang diungkapkan di rumah, Hachiko bahkan tidur di tempat tidur tuan.

Sikap konsisten dan komitmen Dr Ueno menjaga kesehatan anjing Hachiko, perlahan membuat dirinya semakin sehat dan boleh bersosialisasi dengan lingkungan di luar rumah.

Asal Nama Hachiko

(Sumber japanthis.com)

Anjing Hachiko mulanya bernama Hachi. Kisah inspirasi yang ditunjukkan Hachi kepada masyarakat lokal, mengundang kagum dan hormat pada kesetiaannya menunggu tuan selama hidupnya.

Pada masa tersebut, gelar publik sering disematkan untuk penanda status tinggi selama periode Zhou (1046-256SM). Hachi mendapat tambahan "Ko" setelah kisah kesetiaannya menunggu majikan di stasiun kereta api di publikasi Asosiasi Pelestarian Anjing Jepang, Hirokichi Saitō.

Karakter kō untuk nama Hachi menjadi Hachiko mulai dikenal dan disayang pengunjung, pegawai, dan orang sekitar Stasiun Shibuya.

Hirokichi Saitō prihatin dengan perlakuan kasar yang diterima Hachi selalu setia menunggi majikan, akhirnya mengirimkan kisah Hachiko ke media harian Tokyo Asahi Shimbun, dan dimuat dengan judul Itoshiya rōken monogatari ("Kisah Anjing Tua yang Tercinta").

Kisah Dr. Ueno


Dr. Ueno selalu diantar Hachi ketika akan berangkat kerja. Selain menemani sampai depan pintu rumah, Hachi terkadang ikut pergi sampai gerbang Stasiun Shibuya. Menjelang sore, Hachi memiliki kebiasaan menjemput majikan di depan stasiun kereta api. Aktivitas tersebut dilakukannya sampai 17 bulan.

21 Mei 1925, Hachi ikut mengantar majikan bekerja di pagi harinya, saat itu Dr. Ueno mengalami serangan jantung dan tidak terselamatkan ketika mengajar di kampus. Hachi yang tidak tahu majikannya tidak akan pulang di stasiun kereta api Shibuya, selalu menunggu dengan setia selama 10 tahun.

Ia sempat menolak untuk makan 3 hari karena tak bisa menjumpai majikannya.

Kisah Ny. Yaeko


Ny. Yaeko istri Dr. Ueno yang belum di sahkan secara resmi dalam undang-undang yang berlaku saat itu. Hal tersebut membuat dirinya harus meninggalkan rumah sang suami, Prof Ueno.

Bantuan yang diberikan murid Prof Dr. Ueno untuk Yaeko berupa rumah tinggal di Setagaya, kurang luas sehingga mendorong Hachi merasa tidak nyaman. Ia sering bermain di ladang dan terkadang mengaruk tanaman yang sedang ditanam disana.

Hachi sempat ikut Yae beberapa kali menemukan hunian yang tepat. Mereka pernah tinggal di toko kimono di wilayah Nihonbashi. Toko tersebut milik kerabat Yae untuk berjualan. Cara Hachi menyambut kedatangan calon pembeli saat itu, meloncat-loncat kurang disukai.

Hachi Selalu Datang Ke Stasiun Shibuya


Pindahnya rumah tidak membuat Hachi lupa menjemput majikan. Nyonya Yaeko memiliki saudara yang memperhatikan kebiasaan tersebut mengatakan, anjing Hachi sering menghilang dan sering terlihat di Shibuya. Dengan mempertimbangkan perasaan Hachi, istri Dr. Euno mempercayakan perawatan kepada orang terdekat di wilayah stasiun.

Akhirnya Hachi dititipkan kepada Kikuzaburo Kobayashi yang tinggal dekat Shibuya karena mengenal Dr. Ueno dan memahami perasaan anjing tersebut selalu menunggu di stasiun kereta api. Ras Akita tersebut selalu menunggu majikan dengan kesetiaan sepanjang hidupnya.

Perjalanan Hachikō diketahui 8 Maret 29135 tergeletak di Jembatan Inari, Sungai Shibuya. Dari data otopsi penyebabnya, disebutkan karena penyakit zoonosis menular akibat cacing parasit, filariasis.

Kisah kesetiaan anjing Hachikō memberi inspirasi kepada banyak orang. Selain dibuat sinema versi Jepang dan USA, beberapa icon mencirikan anjing Hachikō dapat terlihat pada patung yang didirikan di beberapa tempat.

Sementara itu, kisah kesetiaan anjing Hachikō menunggu majikan telah masuk sebagai pendidikan moral untuk murid sekolah dasar di Jepang, berjudul On o wasureruna (Balas Budi Jangan Dilupakan).

10 foto Hachiko dari akun Facebook Diane Lynch












Post a Comment

0 Comments