Demikian pula hewan bebas seperti kucing yang senang bepergian tanpa pengawasan. Sekitar 4 jenis cacing seperti cacing tambang, cacing pita, cacing gelang dan cacing hati rentan menular kepada mereka.
Dari ke 4 jenis cacing tersebut setelah menginfeksi hewan dari luar, pada waktu mereka kembali ke rumah, bisa juga menularkan kepada hewan peliharaan lain atau anggota keluarga.
Ketika gejala kucing terinfeksi cacing, beberapa organ dalam tubuh mereka rentan terserang penyakit. Mulai pada gejala diare, nafsu makan berkurang, penurunan organ sistem pencernaan hingga pada hati.
Terpaparnya cacing kepada kucing tidak selalu terdeteksi dengan cepat. Telur cacing yang termakan atau dari parasit serta kutu dapat menginfeksi hewan tersebut.
Kucing Cacingan, Gejala dan Penanganan
Gejala kucing cacingan
Bagaimana Anda tahu kucing yang dirawat cacingan?
Gejala kucing yang mempunyai kecenderungan cacingan, sebagian besar memberi tanda perilaku yang tak biasanya. Kebiasaan baru yang mereka lakukan sangat bervariasi dan berpengaruh menurunkan kualitas kesehatan hidupnya.
Gejala kucing cacingan mudah terlihat oleh majikan dan anggota keluarga. Kucing akan mengalami hal berikut:
- mudah muntah
- pup yang keluar agak lunak hingga cairan
- pup kucing terlihat seperti butiran beras halus
- sering diare
- terus menjilati organ pembuangan kotoran
- selera makan menurun
- organ perut bisa terlihat membesar, kecuali sedang hamil
- sering menggaruk dan menjilati organ pembuangan kotoran
- terlihat lemah
- kilau bulu mantel menjadi kusam
- warna gusi kemerahan muda mirip gusi manusia
- pup yang keluar terlihat kehitaman
- pup yang keluar disertai warna merah tercampur darah.
Reaksi kucing cacingan jika tergolong berat, biasanya ciri yang terlihat adalah pup berwarna merah, gusi berwarna putih sampai tidak nafsu makan lebih dari 24 jam.
Bawa hewan peliharaan tersebut ke dokter hewan terdekat untuk dilakukan pengobatan.
Selain gejala kucing cacingan yang disebutkan diatas, ciri-ciri lain mungkin bisa terjadi pada hewan peliharaan Anda.
Mengenali gejala cacingan berlangsung
Gejala kucing cacingan bisa berbeda antara satu dengan yang lain. Selain akibat penyebab utama yang bisa berbeda pada organ tubuh mereka yang terserang. Tiap gejala mereka punya perbedaan spesifik.
Mantel bulu menjadi kusam
Infeksi dari cacing pada kucing bisa membuat mantel bulu mereka menjadi kusam hingga mengalami kerontokan. Hal ini disebabkan zat penting yang dibutuhkan tubuh terhambat dan tidak tersuplai dengan normal.
Mantel bulu kucing sehat dan berkilau membutuhkan nutrisi yang tepat dan seimbang. Saat bulu kucing kusam dan menunjukkan perilaku dehidrasi, kemungkinan nutrisi yang didapat terganggu cacing.
Pup kucing yang tak biasa
Pup atau kotoran yang dibuang kucing punya ciri khas jika mereka sehat. Gejala mereka cacingan dapat dikenali dari kotorannya, misalnya encer, diare atau ada butiran halus seperti beras.
Warna pup kucing terinfeksi cacingan, sebagian besar menunjukkan perubahan cepat, mulai pada kehitaman hingga merah.
Pup kucing yang terlihat kehitaman, menandakan sistem pencernaan terganggu sehingga dinding usus terdapat sedikit darah yang disebabkan cacing tambang.
Kucing sering muntah
Perilaku lain yang bisa membuat kucing berperilaku tidak biasa adalah mudah muntah. Meski kucing tiba-tiba muntah tidak selalu identik dengan infeksi cacing, karenanya perlu menelusuri riwayat aktivitas mereka dan pola makannya.
Jika Anda menduga mereka terinfeksi cacing sehingga menjadi muntah. Organ tubuh yang terserang kemungkinan area lambung hingga perut.
Bawa segera kucing Anda ke dokter hewan terdekat jika reaksi muntah lebih dari 24 jam.
Kucing tidak mau makan
Gangguan lainnya akibat hewan cacingan tidak selalu berat. Respon awal jika selera makan menurun, dimungkinkan pengaruh infeksi cacing yang membuat organ tubuh seperti perut sakit, peradangan usus sehingga nafsu makan berkurang.
Penanganan kucing cacingan
Penanganan kucing cacing berikut pengobatannya tidak dimaksudkan mendahului diagnosis dokter hewan terdekat Anda. Disarankan saat gejala timbul pada hewan Anda, bawa ke klinik hewan, Puskeswan atau Rumah Sakit Hewan.
Dokter hewan akan memberi resep yang paling tepat untuk obat cacingan. Mengingat penanganan kucing cacingan dan sakit dipengaruhi usia dan riwayat kesehatan yang dialaminya.
Perawatan kucing yang cacingan
Setelah Anda mempunyai obat cacing sesuai untuk kucing dan mendapat rekomendasi dokter hewan untuk diberikan, berikan sesuai petunjuk pemakaian yang tertera.
Umumnya obat cacing untuk kucing umur 3-12 minggu, memiliki dosis maksimal tiap 2-3 minggu sekali sampai mereka sembuh.
Setelah kucing sembuh dari cacingan, proses pemulihan dan memastikan telur cacing sudah tidak ada, biasanya per 6 bulan sekali akan diberikan atau menurut pemeriksaan dokter hewan.
Majikan atau pecinta hewan perlu mempertimbangkan obat cacing yang akan digunakan pada kucing. Periksa dengan hati-hati, usia yang diperbolehkan bagi mereka.
Jenis kucing usia kecil akan berbeda dosis dengan kucing dewasa.
Jenis obat cacing
Pengobatan pada kucing cacingan lewat obat yang diresepkan dokter hewan, memiliki beberapa kemungkinan jenisnya. Mulai pada obat cairan yang diberikan secara oral, pil, tablet hingga salep.
Kenali kebiasaan kucing Anda, kira-kira mana jenis obat yang paling mudah diberikan.
Apakah melalui oral, dicampur ke makanan atau minuman atau metode lain yang sesuai.
Agar Anda tidak panik selama pengobatan berlangsung, saat berkonsultasi dengan dokter hewan, tanyakan efek samping yang bisa terjadi pada kucing.
Kredit foto:
piqsels.com
pexels.com
0 Comments