Alasan penyakit dan virus rentan dialami kucing
Penyakit bersumber dari virus, bakteri, kuman atau penyebab lainnya sehingga kucing Anda menjadi sakit, bukan suatu yang baru di kalangan pecinta hewan. Ketika mereka terinfeksi mikroorganisme yang tidak menguntungkan, selain terus menumpang pada inang untuk berkembang biak lebih banyak, sebagian besar dari virus juga menurunkan sistem kekebalan tubuh hewan jika tidak diobati.
Sebagian besar virus yang sulit terlihat dengan cara normal, mudah mengalami replikasi dalam sel hidup semua kehidupan. Misalnya saat terjadi pada hewan, menurut ahli biologi, virus seperti organisme hidup yang tidak memiliki struktur seluler atau metabolisme sendiri dan tidak bisa menjadi banyak melalui pembelahan sel.
Pada umumnya hal yang dilakukan dengan menginfeksi sel inang, menjadi satu kesatuan mengintegrasikan diri dalam sel dan memodifikasi paksa sel membuat sedikit atau banyak mikroorganisme yang mirip dengan mereka.
Alasan vaksin perlu untuk kucing
Sebagian dari masyarakat dan mungkin saya salah satunya pernah keliru jika menganggap hewan peliharaan yang sehat tidak memerlukan vaksinasi. Kondisi kucing yang tidak pernah sakit sejak kecil hingga usia dewasa mereka, sering terkesan menyepelekan vaksin yang seharusnya diperoleh mereka selama usia dan syarat lain terpenuhi.
Manfaat vaksin melindungi kucing dari virus
Infeksi virus pada hewan setelah menerima vaksinasi, akan mendorong sistem kekebalan tubuh merespons penyakit menjadi lebih kuat terhadap virus tertentu. Jumlah virus yang terbilang cukup banyak dan mudah dialami kucing, sekitar 7 jenis penyakit dan virus pada kucing dapat diatasi dan dicegah dengan vaksinasi.
Jenis penyakit dan virus yang memerlukan vaksin bagi kucing, diantaranya:
1. Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
Feline Immunodeficiency Virus (FIV) adalah jenis penyakit dan virus yang mudah dialami kucing, diperkirakan ada lebih dari 2,5%-4,4% kucing di seluruh dunia menjangkiti hewan tersebut, baik jenis kucing liar maupun peliharaan.
Definisi FIV secara taksonomi berbeda dari dua retrovirus kucing lainnya, seperti virus leukemia kucing (FeLV) dan virus busa kucing (FFV). Mereka memiliki kemiripan seperti human immunodeficiency virus (HIV).
Selain menjadi jenis virus satu-satunya yang mirip dengan AIDS pada non-primata. FIV setelah menginfeksi hewan tersebut, sebagian besar diketahui tidak membawa resiko serius seperti kematian pada kucing tersebut. Ia mulai menjadi berbahaya ketika berusaha mempengaruhi sistem kekebalan kucing dengan usaha memperbanyak sel termasuk limfosit T (khususnya CD4 + dan CD8 +), limfosit B, dan makrofag.
Sebagian besar kucing yang mendapat vaksin spesifik pencegahan dan penanggulangan penyakit FIV, pada umumnya dapat sembuh sejalan dengan waktu. Sementara kecenderungan yang lebih kecil sepanjang kekebalan tubuhnya melemah dan berakhir kekalahan sel pencegah virus, diperkirakan 5% kasus meningkat menjadi lebih berbahaya untuk kucing.
2. Feline Coronavirus (FCoV)
Feline Coronavirus (FCoV) adalah virus RNA yang menyebabkan respons imun menyimpang yang disebut Feline infectious peritonitis (FIP) pada kucing. FCoV adalah virus gastrointestinal dan infeksi terhadap hewan peliharaan sejenis kucing, sangat jarang menunjukkan respon umum seperti diare, mencret dan gejala lainnya.
Tanda kucing mengalami penyakit dan virus jenis ini, biasanya terdapat indikasi lainnya seperti kesulitan bernafas, kurang nafsu makan, demam, diare dan penurunan berat badan.
3. Virus Feline Leukemia (FeLV)
Feline leukemia virus (FeLV) hanya menyerang kucing melalui beberapa cara, seperti kontak dengan air liur atau sekresi hidung dari hewan yang sakit.
4. Feline Panleukopenia Virus (FPV)
Feline panleukopenia virus (FPV) memiliki nama lain yang cukup populer, yaitu feline distemper. Secara keseluruhan, jenis penyebab utama penyakit dan virus afasia ataksia bersumber infeksi yang ditularkan dari kucing menderita parvovirus. Sebagian besar cara penularannya, terjadi dari cairan tubuh, feses atau kutu yang terdapat pada kucing sakit.
5. Feline Calicivirus (FCV)
Feline calicivirus (FCV) adalah satu dari beberapa jenis penyakit dan virus yang menganggu sistem pernapasan hewan. Untuk beberapa kemungkinan yang lebih serius, dapat menyebabkan kucing menjadi demam, keluarnya cairan dari lubang hidung, bersin, dan konjungtivitis.
6. Feline Herpesvirus
Feline viral rhinotracheitis (FVR) adalah infeksi saluran pernapasan atas yang disebabkan oleh herpes virus kucing. Virus ini menyebabkan infeksi pernapasan kucing dan sangat menular dan beresiko menjadi penyakit parah, terutama untuk anak kucing. Beberapa tanda yang dialami mereka, seperti batuk, bersin, hidung keluar cairan, konjungtivitis, kurang nafsu makan dan demam.
7. Rabies
Rabies adalah penyakit dan virus dengan tanda peradangan otak pada mamalia yang terinfeksi. Indikasi tambahan yang bisa terlihat pada korban, misalnya kondisi fisik yang demam, kesemutan, gelisah, agresif, ketidakmampuan menggerakkan salah satu bagian tubuh, tampak kebingungan dan beberapa tanda lainnya. Jenis penyakit ini tergolong berbahaya jika tidak diobati, karena sebagian besar penderitanya banyak mengalami masalah yang lebih serius.
Cara merawat kucing yang baik, campuran (mixdome) maupun jenis ras asli, vaksinasi menjadi sangat penting untuk hewan peliharaan Anda. Selain 7 jenis virus paling umum mudah terjadi pada kucing, rabies salah satu virus yang umum bisa terdapat pada kucing, anjing, musang dan kelompok hewan mamalia lainnya dengan resiko penyakit berbahaya.
Sebagian besar penyakit rabies ditularkan melalui gigitan dari hewan yang terinfeksi, air liur hewan yang terinfeksi bersentuhan dengan luka terbuka atau selaput lendir lain, sehingga hewan campuran (mixdome) yang tidak divaksinasi dibiarkan
Konsultasikan dengan dokter hewan program vaksinasi untuk kucing agar hewan peliharaan Anda memperoleh vaksin yang direkomendasikan.
0 Comments