Header Ads Widget

}

Mengenal Scabies, Penyebab, Gejala dan Cara mengobati

Nama Scabies belum begitu terkenal pada sebagian masyarakat. Penyakit menular yang lebih familiar di telinga, sering disebut kudis. 
Penyakit kulit kudis atau Scabies ini berasal dari pengaruh tungau, masuk ke jaringan kulit luar. Dengan bentuknya begitu kecil, tungau jenis Sarcoptes scabiei setelah ada di kulit mulai bekerja membuat lubang seperti terowongan dan meletakkan telur di dalam kulit makhluk yang terinfeksi.

Salah satu ciri-ciri yang terlihat saat manusia disusupi tungau Sarcoptes scabiei, timbul rasa gatal yang sangat menganggu dan ingin menggaruk secara tak sadar.

Tipikal penyebaran Scabies pada makhluk hidup, bisa terjadi dari hewan kepada manusia atau manusia ke manusia.

Penularan Scabies dominan lewat kontak langsung dengan penderita, penularan lain dapat terjadi dari sentuhan pada benda yang digunakan penderita.

Mengenal Scabies, Penyebab, Gejala dan Cara mengobati

Perbedaan Scabies hewan dengan Scabies manusia

Banyak mitos yang menyebutkan scabies yang dialami hewan seperti kucing atau anjing, bisa membuat majikan atau anggota keluarga lainnya terkena penyakit kulit yang sama.

Hewan peliharaan kucing atau anjing mempunyai resiko yang sama seperti makhluk lain, yakni Scabies. 

Perbedaan scabies yang dialami hewan dengan manusia adalah tungau yang berasal dari peliharaan tidak bisa reproduksi dalam kulit manusia. Meski peluang tungau dari hewan tetap ada akibat kontak langsung seperti mengelus, membelai ataupun lewat barang kepunyaan hewan tersebut.

Tungau yang berasal dari hewan yang diketahui menyebabkan Scabies pada diri mereka, ketika berpindah ke manusia, perlahan akan mati karena tidak mendapatkan inang baru di waktu tertentu.

Efek samping tungau hewan peliharaan yang  terjadi pada manusia, rata-rata tidak membuat masalah yang serius dan mudah sembuh secara alami lewat imun tubuh.

Penyebab Scabies pada Manusia

Setelah kita mengetahui perbedaan tungau penyebab penyakit kulit pada hewan peliharaan yang ternyata beda dengan Scabies manusia, penyebab kudis atau penyakit kulit Scabies pada manusia adalah penyebab utamanya.

Penyakit kudis yang menyerang bagian kulit manusia kurang mendapat perhatian serius karena dianggap tidak berbahaya oleh sebagai individu yang sehat dan penderitanya.

Scabies yang menular tak melihat perbedaan usia, ras maupun tingkat sosial  yang dimiliki calon penderita.

Dikalangan masyarakat umum sebagian sering salah mengira kudis disebabkan oleh air yang diduga tercemar bakteri atau kuman. 

Fakta mengungkapkan penyebab utama Scabies bersumber dari tungau yang teramat kecil sehingga mustahil terlihat langsung melalui mata biasa.

Gejala terinfeksi tungau

Manusia yang menderita penyakit kulit kudis (Scabies) berasal dari tungau, sebagian besar didominasi pada lapisan kulit yang lebih tipis seperti sela bagian kaki, sela tangan dan beberapa lapisan kulit tipis lainnya.

Gejala yang timbul dari penyakit Scabies tersebut setelah tungau masuk ke jaringan kulit tipis manusia, berkisar 3 minggu berikutnya mulai muncul gatal-gatal dan ruam kulit pada kasus berat.

Proses masuknya Sarcoptes scabiei ke dalam lapisan kulit diawal mereka ada, diperkirakan kurang dari  tiga puluh menit.

Gejala dan ciri Scabies
  • timbul rasa gatal
  • perubahan warna kulit dan biasa disertai ruam bintik
  • kondisi kulit menjadi berkerak

Timbul rasa gatal

Rasa gatal yang terjadi pada manusia bisa disebabkan berbagai sebab. Perbedaan gatal yang disebabkan karena Scabies dengan penyebab lain adalah gangguan gatal akibat Scabies semakin meningkat pada malam hari.

Untuk mengetahui penyebab utama penyebab gatal yang dialami, disarankan mengunjungi dokter untuk memperoleh layanan kesehatan.

Perubahan warna kulit hingga gejala lainnya seperti ruam kulit dominan terjadi pada penderita Scabies. Ruam kulit yang terlihat bintik tersebut menandakan tungau sudah berada dalam jaringan kulit.

Kondisi kulit penderita menjadi berkerak sangat jarang terjadi jika tergolong ringan dan sedang. Pengkerakan pada bagian kulit akan terjadi pada kasus berat, ketika telur tungau yang bersarang di kulit menetap dalam jumlah banyak.

Dalam pengelompokan penderita Scabies, disebutkan punya resiko yang sama besar pada usia anak, dewasa atau orang tua. Namun resiko yang paling besar seringkali  dialami oleh anak kecil.

Cara Mengobati Scabies

Penularan penyakit Scabies sebagian besar didominasi faktor lingkungan tempat tinggal. Beberapa contoh yang banyak terdeteksi, di mulai dari tempat tinggal bersama sejenis asrama, area berkumpul beragam individu dalam satu kawasan.

Dimulai dari pencegahan sumber infeksi yang di putus rantai penularan, pengobatan medis akan lebih efektif.

Bahan alamiah untuk pengobatan Scabies

Minyak cengkeh dan lidah buaya bisa untuk mengobati Scabies
Gejala yang timbul dari Scabies menyebabkan rasa gatal dan beberapa tanda lainnya. Metode untuk meredakan efek yang ditimbulkan penyakit ini, berendam di air dingin dan solusi lainnya menggunakan kain basah yang diletakkan pada wilayah yang terdapat kutu.

Gangguan gatal yang tak tertahankan, bisa juga menggunakan lotion kalamin atau dengan lidah buaya.

Sebelum menggunakan lotion atau lidah buaya, konsultasikan dengan tenaga medis untuk mengetahui efek sampingnya pada kulit sensitif.

Bahan lainnya seperti minyak cengkeh bisa juga dimanfaatkan untuk meredakan efek Scabies. 

Cara penggunaan minyak cengkeh untuk Scabies, mencampurkannya bersama minyak kelapa dan memoleskan di bagian kulit.

Penggunaan bahan olahan yang dilakukan dalam waktu panjang, tidak disarankan dan sebaiknya memeriksakan ke dokter untuk mendapatkan obat yang tepat.

Kredit foto:
  • publicdomainfiles.com
  • needpix.com
  • pixabay.com
  • piqsels.com

Post a Comment

0 Comments